RSS

Wednesday, August 18, 2010

a little story I wont to forget

for my friends I ever have
always in my mind
and in my memory
wish to meet u on my dream
my little love friends


july 1996

pertemuan pertamaq dengannya, di awali dengan satu sengatan yang mengejutkan, saat jariq terulur untuk menyentuhnya, secepat kilat pula bibirnya meraih dan menggigit ujung jariku.
walau tak berdarah diriku mengaduh, spontan anderlineku naik, tapi sempat kutatap wajahnya, tubuhnya yang bergetar, aku tahu saat itu aQ masih orang asing untuknya, berada di tempat asing yang sama sekali tak dikenal adalah sebuah mimpi buruk, dia yang saat itu masih di sangkar rotan, di bawah meja makan nenekku, memandangku yang memberikan seulas senyuman atau bisa diartikan seperti itu. waktu itu usiaq 12 tahun, saat mengenang perjumpaan itu, aku merasa,.. cepat.... waktu begitu cepat berlalu..

tbc-1
...
sedikit pengalaman yang tak ingin kulupakan
dan kenyataan yang kuhadapi
begitu banyak kisah yang telah kulupakan
kan kurangkai dalam satu album
yang kan sesekali kubuka
sebagai pengingat waktu itu

...

siang itu begitu terik, panasnya sampai ketenggorokanku. Hari itu yang kutau sebenarnya adalah hari kematian seseorang, yaitu ibu negara pada waktu itu, semua stasiun tv menyiarkan proses penguburannya. Kami yang baru saja sampai dari perjalanan kami di kampung, sedikit tidak menghiraukan prosesi itu, walau saat kami sampai, tv diruang depan menyala dan menyiarkan reutinitas yang berlangsung.

Nenek yang kala itu duduk di depan televisi, menyadari kehadiran kami saat mobil yang di bawa bapanene berhenti di depan rumah. Langsung saja kakakQ dan aq bergegas turun dan berlarian kedapur untuk mencari minum. sekedar info mobil bapanene adalah mobil kijang keluaran 80-an, berwarna kuning terang, dan sedikit saja mempunyai penutup samping. bisa dibayangkan betapa terasanya panas dan silaunya cahaya yang di keluarkan aspal di jalan yang kami telah lewati.. tapi tentu saja ada hal hal lain yang lebih berarti dari pada itu, di mobil bapanene ada kehangatan dan tentu saja kami duduk berhadap hadapan.
Setelah minum dan dahaga ini terlepas jauh, saat itulah qulihat sesuatu yang berbeda di tengah bawah meja makan nenek, kandang itu terbuat dari rotan, sebenarnya yang jika dilihat fungsinya adalah untuk mengurung seekor ato dua ekor ayam jago. kumenunduk dan mendekatuntuk dapat memastikan apa isinya. saat itulah tanpa sadar tanganq terangkat dan jariq menyentuh sela sela dinding rotan yang berlubang tempat dia terkurung.
...
"dengarko tidak?? bisaki bicara" suara kakakq rul membuyarkan lamunanq,
"heee??" jawabq bertanya
sekali melihat kakakq yang melirikkan matanya kearah tempatnya bernaung, qu tau maksudnya adalah dia.
"bisanya itu" kataq
"cobami kita intipki diam diam" katanya bersikukuh.
"oke"kataku

Kaki kami melangkah, sambil mengendap endap kami menuju tempat dimana sangkar barunya tergantung.. ya, di teras samping rumah adalah tempat yang paling baik menggantung sangkarnya, jauh dari jalanan, dan ada pohonnya walau hanya pohon pisang diluar pagar. Sambil mengendap kami memasang telinga untuk mendengarkan., banyak kicauan burung diluar.. ada suara dengkuran seperti yang keluar dari dalam tenggorokan, saat kami sudah dekat di balik pintu dan telinga ini sudah dipasang baik baik, suara itupun hilang digantikan suara gaduh dan risau sangkar besi, saat itulah kami tau dia mengetahui kehadiran kami, entah melalui apa, karena tentu saja tidak ada bayangan yang tampak di pintu, mungkin bauan kami, karena setahuku indra penciuman binatang itu tajam. Tapi yang pastinya kami berdua tau bahwa dengkuran tadi berasal dari dirinya.

tbc- 2
...
yang kuingat adalah..
saat ku terbangun
dan kau ada di jendela
bertengger membelakangi cahaya
atau saat dirimu tertidur
dan bulumu mengembang layaknya bola..
atau saat itu
dimana kau setia menemaniku
menatap langit diwaktu malam
tanpa seorangpun selain diriku yang terjaga..

...

kami masih tinggal di rumah nenek.. saat kakakku menghukum nya untuk pertama kali.
dia dihukum bertengger dibawah matahari, padahal hari itu sangat panas, mungkin sekitar 25 derajat celcius. Panas dan sepertinya kakakku menikmati melihatnya terkapar di dalam kandang.. Perlu kalian ingat terkadang kakakku sangat kejam kalo marah atau di acuhkan sama binatang peliharaan, dan ini terjadi ntah bagaimana permulaan nya, yang jelas aku telah menemukan mereka berdua di samping rumah dekat jemuran.
...
"kenapami itu.." kataku pada kakaku yang lagi galak galaknya
"jangan memangko kasi pindahki" kata kakakku
"awas" lanjutnya.
" hmmm" balasku
"bikin apako lagi.. " kataku padanya yang berkicau..
dalam hati berfikir"mungkin di patuk lagiki itu..hehehe.. candaku dalam hati..
" nantipi ku kasih pindako nah.. berjemur meko dulu.." kataku padanya.. sebenarnya dalam hati aku berfikir.. ternyata kadang kadang aku juga sama galaknya ternyata.. "tapi jahil sedikit nga masalah dong" kataku membenarkan.. lalu aku masuk rumah, lewat pintu belakang.. lama aku tunggu dan lalu ku intip dirinya yang dihukum.. kulihat dia terkapar seperti ayam yang lagi berjemur di pasir.. baru kali ini aku berfikir setelah berkali kali melihat ayam orang di kampung, sepertinya bukan masalah menjemur dia di bawah sinar matahari. simpulku sambil tersenyum mengingat nya.

awal tahun 2000.
Setelah beberapa saat lamanya... tibalah saat di mana kami sekeluarga pindah dari rumah nenek ke rumah kami yang baru , yang sampai saat ini kami tempati. Tidak lupa aku meminta pada om ku untuk membawanya serta.
" bawami.. ka sama kamu ji dia jinak" kata omku
"makasi om" balasku sambil bergegas kebelakang rumah tempat kandangnya di gantung, membawanya pindahan..

pindah ke rumah yang baru.. berarti mempunyai banyak tugas untuk di selesaikan.. apalagi saat kami pindah.. sebenarnya rumah belum 100 persen jadi, mungkin baru 70 persen. lantai belum di tegel, dan belum ada plafon.. [walaupun sekarang juga masih belum di pasang sih..] jadinya satu kata sibuk. Walaupun saat itu masih ada juga waktu buat baca komik [ sekarang juga masih ada lol.. ^^] tapi walaupun begitu merawatnya selalu teratur kulakukan. memberi makan, makanan khusus untuk burung, tidak seperti kakak dan abang sekarang, makanan untuk dia khusus di beli di toko hewan.. air mandinya juga tidak boleh lewat, karena dia senang sekali mandi, minumnya air putih atau teh. selalu hal itu kulakukan, ada kesenangan sendiri kalau kamu mempunyai hewan peliharaan. Seperti ada yang tergantung padamu sehari hari. yang akan nelangsa saat kamu tidak memberi perhatian.

Saat kami pulang kampung, sebelum pindahan. bapak membeli cukup banyak burung untuk di pelihara, kuingat ingat saat itu seperti ternak burung saja kami. beranega ragam yang dibeli, ada bulhi yang pintar meniru bel motor, ada burung jalak yang sejenis dengan nya. dan masih banyak yang lain.

0 comments:

Post a Comment